Almost 10 Years Ago

Judul : Almost 10 Years Ago
Penulis : Trini 
Penerbit : Ice Cube
Tebal Buku : 336 Halaman
ISBN : 9789799107251
Rating : 5 dari 5



Blurb:

“Mana mungkin aku tertarik padanya? Dia membuatku takut.”
“Itulah masalahmu. Kau jarang telihat bahagia. Karena saat kau menyesapnya, kau langsung menguburnya secepat perasaan itu datang.”
“Kau sepertinya sangat ahli tentangku,” kataku datar.
“Jika kau tidak mau terlihat mendung sepanjang waktu, mulailah dengan hal kecil seperti berterima kasih saat orang memujimu, bukan malah menatapnya curiga.”


Jangan salahkan Anna Mollan yang selalu memandang sinis kehidupan. Sepuluh tahun lalu, umurnya baru sembilan. Di musim panas yang seharusnya menyenangkan, ibu dan kakaknya meninggal dalam kecelakaan. Ayahnya memang selamat, tapi mengalami gangguan kejiwaan. Itu sebabnya Anna tidak percaya lagi pada kebahagiaan, termasuk yang hadir dalam bentuk cinta. Tidak pada Joshua Madison—psikiater tampan yang menangani ayahnya, tidak juga pada Nolan Vervain—bassist keren yang tergila-gila padanya. Tidak pada siapa pun sampai pria misterius itu datang memberinya bunga setiap hari, lalu tiba-tiba menghilang saat Anna mulai membuka diri, dan kembali hanya untuk membuat hidup Anna terhempas sekali lagi. 


***

Setiap kali mengunjungi ayahnya di rumah sakit jiwa, Anna selalu mengubah gaya penampilannya. Sang ayah yang terkena gangguan jiwa setelah kecelakaan yang menewaskan istri dan anak lelakinya, merenggut kejiwaan pria itu. Ayanna, satu-satunya yang masih hidup dalam keluarga kecilnya, harus menghadapi semuanya sendirian. Terpaksa mendatangi sang ayah yang tidak sanggup untuk mengenali penampilannya yang selalu berubah-ubah. Pun begitu, Anna juga belum bisa mengenalkan dirinya sebagai Ayanna Mollan karena itu akan mengakibatkan ketidakstabilan jiwa sang ayah.

Joshua Madison, psikiater yang bertahun-tahun menangani ayahnya, hadir untuk membantu Anna. Ia adalah teman berbicara yang baik, dan juga seorang dokter yang profesional. Namun, meskipun kehadiran Joshua—dan juga Nolan—mewarnai kehidupan Anna, tidak lantas membuatnya percaya dengan yang namanya cinta. Kehidupannya yang berat dan rumit setelah kecelakaan itu, membentuk Anna menjadi sosok yang dingin dan tertutup.

"Jika aku membiarkanmu, entah apa yang mampu kau lakukan pada dirimu sendiri." Joshua meraih lenganku dan setengah menyeretku bersamanya. "Jadi, jangan harap kau bisa pergi begitu saja." ---halaman 8

Nolan Vervain, seorang bassis band bernama Underground. Ia mencintai Anna secara terang-terangan, selalu hadir di sisinya sejak lama. Bahkan, ia rela pindah tidak jauh dari tempat tinggal Anna. Nolan pula yang merekomendasikan Anna untuk bekerja di sebuah toko bunga bernama The Flo. Di flatnya, Anna tinggal berdua dengan Ellie. Bisa dibilang, Nolan dan Ellie-lah yang menemani hari-hari Anna yang datar, selain kesibukannya kuliah di bidang multimedia, bekerja di The Flo, dan mengunjungi ayahnya di rumah sakit jiwa.

Namun, perlakuan Anna yang tidak membalas perasaan cinta Nolan sebagaimana mestinya, membuat orang-orang di sekelilingnya resah. Tidak hanya Ellie saja yang berkali-kali menasihatinya, namun juga harus ibunya Nolan sendiri yang turun tangan.

"Aku tidak bisa memintamu untuk mencintai Nolan karena cinta bukanlah sesuatu yang bisa dipaksakan. Itu sebabnya selama ini kuminta kau menjauhinya. Menyakitinya sekarang lebih baik daripada nanti. Tinggalkan dia sebelum dia menjadikanmu poros dalam hidupnya. Kurasa kau tau sendiri apa yang bisa terjadi pada seseorang jika poros hidupnya lenyap." ---halaman 86

Kehidupan Anna Molan pelan-pelan berubah dengan kehadiran seorang lelaki misterius yang mendatanginya di The Flo. Setiap hari pria bernama Danny itu memberinya bunga. Kehadirannya berhasil membuat pertahanan Anna dan kepercayaannya terhadap perasaan cinta berubah. Namun, seberapa jauh perasaannya pada Danny, pria itu seolah membentengi dirinya dengan tembok yang tinggi pada Anna. Meskipun begitu, kehadirannya dan perhatian yang ia berikan terus saja hadir, hingga membuat Anna bingung dengan perasaannya sendiri dan hubungan apa yang terjadi pada keduanya. 

Menyesuaikan diri dengan kekosongan yang pernah diisi seseorang bukan hal mudah. Bahkan bagiku rasanya butuh waktu seumur hidup. ---halaman 108

Dan ketika sebuah rahasia terkuak, kebahagiaan dalam kehidupan Anna kembali dipertaruhkan. Saya peringatkan agar kalian pembaca buku ini untuk bisa menyiapkan hati sekuat baja sebelum membacanya ._.)_

***

Ada yang pernah berkata padaku, "Saat masa-masa menyakitkan telah berlalu, suatu hari kita akan mengenangnya kembali dan menertawainya." ---halaman 102

(Penting sebelum masuk bahasan: Whoa nama tokohnya Joshua, whoa! Whoa, ada Ginny Weasley dan Luna Lovegood, whoa Potterhead! Sama dong kita!)



Saat awal-awal mencoba untuk menulis, saya meminta pendapat beberapa orang untuk merekomendasikan saya novel debut yang oke. Dan ternyata, tidak hanya satu orang saja yang merekomendasikan buku ini. Setelah berupaya mencari (cukup susah juga ternyata menemukan buku ini), akhirnya berjodoh juga. Namun saya sedikit menyesal karena menganggurkan buku ini cukup lama dan baru membacanya beberapa hari yang lalu.

Baru halaman empat belas, saya sudah menyukai novel ini, dan yakin kalau isinya akan keren. Dan selama membacanya, sampai titik terakhir, penilaian saya itu tidak salah. Novel ini bukan jenis novel yang bisa dibaca cepat. Plot utamanya tidak jauh dari seputar kejadian yang menimpa keluarga Mollan hampir sepuluh tahun yang lalu. Namun, banyak cerita-cerita lain yang sayang untuk dilewatkan. Itulah mengapa membaca buku ini tidak bisa cepat-cepat, harus dinikmati perlahan, karena ada banyak hal yang kudu dilahap pelan-pelan untuk bisa mendapatkan keindahannya.

Karakter yang ada di novel ini benar-benar terbangun dengan apik. Saya bisa mendapatkan dingin dan kelamnya Anna, baik dalam perilakunya, maupun pemikirannya terhadap cinta. Dan juga, bagaimana sikap Anna ketika ada seseorang yang pada akhirnya ia cintai. Itu benar-benar pas dengan penyebab mengapa karakter Anna bisa sampai demikian. Joshua yang berwibawa, lalu Nolan dan cinta platoniknya kepada Anna, dan Danny dengan kemisteriusannya (meskipun dari kemunculannya pertama kali, saya bisa menebak siapa dia). Karakter pendukung yang lain pun menempati porsi mereka dengan pas.

Sosok Anna ini, kelam sekali. Saya tidak yakin apakah jika berada di posisinya akan sanggup menjalani kehidupan tanpa mengalami gangguan kejiwaan. Huufffft, Anna. Huuuffftttt, Danny.

Satu hal yang patut diacungi jempol adalah cara penulis menyajikan setting cerita. Maaf-maaf saja kalau saya harus membandingkannya dengan Spring in London karya Ilana Tan. Jujur, saya jauh lebih mengena dengan setting London yang disajikan Trini ketimbang novel legendaris itu. Sosok Anna benar-benar hidup di sini, dengan segala kesehariannya dan kebiasaan sebagai warga lokal. Saya turut merasakan kehidupan warga London dari keseharian Anna yang bersepeda, bekerja dengan bunga-bunga, berada di taman, saat ia dan Danny menyusuri Sungai Thames, dan... menikmati sunrise dari Lloyd's Building. Gilaaaaa, kereeeennn....

Dari segi plot, aduh, saya teriak-teriak sendiri di halaman 284. Rasanya sudah lama nggak merasakan sensasi seperti ini saat membaca novel. Untuk plot lain, memang kesannya agak lambat, karena banyak hal yang diceritakan di sini yang tidak secara langsung berhubungan dengan plot utama, namun menunjang dan membangun cerita. Itulah tadi saya bilang kalau novel ini kurang cocok untuk dibaca fast paced. Saya tidak keberatan membacanya perlahan, bahkan jadi teman setia di tas selama beberapa hari (dan di beberapa tempat makan hihihi).


Dan penilaian saya seputar buku ini, selalu berkisar di antara bintang empat dan lima. Saya bulatkan menjadi lima, sisanya untuk penyemangat penulis agar melahirkan karya baru lainnya yang pastinya akan saya beli dan baca! Congratulation and good luck, Trini!


How to Woo a Reluctant Lady

Judul : How to Woo a Reluctant Lady - Merayu Sang Lady Keras Kepala
Penulis : Sabrina Jeffries 
Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama
Tebal Buku : 464 Halaman
ISBN : 9786020320380
Rating : 4 dari 5




"Dulu aku jatuh cinta padamu dan kau mematahkan hatiku. Karena itulah aku menulis tentang dirimu dalam buku-bukuku." ---halaman 402


***


Blurb:

Ketika pria tampan penggoda wanita itu datang dan melamarnya, Lady Minerva Sharpe menemukan cara yang tepat menghadapi ultimatum Nenek untuk menikah atau kehilangan warisan.

Lady Minerva memiliki rencana sempurna untuk menentang sang nenek: bertunangan dengan seorang pria yang terkenal suka mempermainkan wanita! Tentu saja neneknya akan lebih memilih membatalkan ultimatumnya daripada membiarkan Minerva menikah dengan pria liar semacam itu. Dan ia menemukan pria yang tepat untuk rencananya, Giles Masters, sang pengacara—yang juga merupakan inspirasi Minerva untuk tokoh mata-mata dalam novel gotik yang ditulisnya.

Meski ia tak pernah berniat menyerahkan hatinya pada pria brengsek seperti Giles, apalagi menikah dengannya, Minerva tak pernah bisa melupakan ciuman menggoda pria itu.

Saat mereka bekerja sama menyelidiki kematian orangtua Minerva, pertunangan bohongan itu perlahan berubah menjadi nyata. Minerva tak pernah menduga bahwa Giles memang mata-mata pemerintah.

Dan, setelah wanita itu mengetahui rahasia kehidupan gandanya, Giles harus mengerahkan segala trik menggoda untuk mendapatkan hati sang lady. 

***

Lady Minerva Sharpe adalah seorang penulis novel gotik yang menggunakan nama aslinya sebagai nama pena. Hal ini menimbulkan kasak-kusuk mengingat keluarganya termasuk dalam kalangan terhormat meskipun penuh skandal. Hetty Plumtree sang nenek, tidak menyukai aktivitas cucunya ini. Ia tidak ingin menambahkan skandal lain yang sudah mencoreng nama keluarga semenjak kematian kedua orangtua Minerva dua puluh tahun silam.

Karena ultimatum sang nenek yang tidak akan memberikan warisan kalau cucu-cucunya tidak menikah, membuat Minerva berang. Padahal, usianya yang mendekati kepala tiga termasuk usia rawan bagi seorang gadis di masa itu. Ia tidak percaya dengan yang namanya pernikahan. Apalagi, dua kakaknya yang awalnya berpemikiran sama, sekarang justru malah tengah dimabuk cinta dan indahnya pernikahan dengan istri mereka masing-masing. Bukannya tidak percaya dengan cinta, tapi trauma yang dialaminya karena gagalnya pernikahan kedua orangtuanya membuat ia merasa skeptis dengan pernikahan. Lagi pula, siapa yang mau menikah dengan lady nyentrik penulis cerita-cerita gotik dengan masa lalu penuh skandal sepertinya?

Sebenarnya, ada satu nama yang akan diinginkannya menjadi pendamping hidupnya jika memang itu akan terjadi. Pria itu adalah Giles Masters, sahabat kakak-kakaknya. Ia bertemu dengan Giles saat berumur sembilan tahun di pemakaman orangtuanya. Lalu, sepuluh tahun kemudian, di sebuah pesta topeng, Minerva sengaja untuk pergi ke sana agar bisa bertemu dengan pria itu. Di sanalah Giles memberikan ciuman padanya, namun berakhir dengan kata-kata yang menyakitkan, yang berhasil membuat Minerva Sharpe membencinya seumur hidup.

Penolakan Giles malam itu telah melukai harga diri dan hatinya, jadi gadis itu melampiasakan amarahnya pada Giles dalam novel-novelnya. ---halaman 48

Minerva Sharpe merupakan penulis gotik. Novelnya yang terkenal bercerita tentang seorang pria berengsek dan jahat bernama Rockton. Kegiatannya ini dibenci oleh sang nenek, meskipun Hetty tidak bisa melakukan ancaman atau menghentikan aktivitas cucu perempuannya itu. Karena ultimatum neneknya untuk segera menikah, Minerva membuat sebuah pengumuman tentang sayembara mencari jodoh yang diumumkan di sebuah majalah. Ia melakukan ini untuk membuat berang neneknya agar sang nenek mencabut ultimatum tersebut.

Dan di hari H audisi calon suami itulah secara mengejutkan ia mengetahui kalau Giles Masters datang menemuinya untuk mengikuti permainan tersebut.

Giles Masters seorang pengacara terkenal. Karirnya menanjak, bahkan ia dijadikan kandidat Penasihat Hukum Raja. Namun, skandal bunuh diri ayahnya bertahun-tahun lalu menghantui dirinya dan berhasil mengubah jalan hidup pria ini. Ia sebenarnya juga memiliki perasaan pada Minerva, mengingat pesona wanita itu membuat Giles membayangkan bagaimana ia di atas ranjang (eaaaaahhhh *emot monyet tutup mata*). Namun, mengingat perlakuan gadis itu yang begitu dingin padanya membuat Giles gentar juga. Apalagi, semenjak ia membaca novel-novel karya Minerva, ia merasakan begitu familier dengan tokoh utamanya..., yang merepresentasikan dirinya.

Ada sebuah kejadian di masa lalu yang erat hubungannya dengan pekerjaan sampingan Giles yang tidak boleh seorang pun tahu. Namun ternyata, ada satu ketakutan yang dialami oleh Giles bahwa bisa jadi Minerva secara tidak sengaja akan membocorkan kejadian tersebut di dalam novel-novelnya yang itu bisa mengancam keberlangsungan karir Giles ke depannya. Giles perlu menghentikan Minerva menulis yang macam-macam tentang dirinya melalui Rockton. Maka dari itu ia perlu mengambil tindakan untuk mencegahnya. Caranya adalah dengan mengikuti permainan sang wanita tentang audisi pencarian calon suaminya.

Mengingat perilaku Giles yang dekat dengan kata "berengsek" itulah, kakak-kakak Minerva menolak mati-matian upaya Giles untuk menikah dengan Minerva. Pun begitu dengan neneknya. Jadi, bagaimana kelanjutan kisah ini?

***

Pesan pertama yang saya dapatkan dari buku ini adalah.... Hati-hati, jangan mengecewakan seorang penulis, kamu bisa jadi bulan-bulanan dalam tulisannya! Bro, beware. Ahahaha. Pesan kedua:

"Kau seorang penulis--kau akan mengharapkan yang terbaik dalam hal sanjungan." ---halaman 113

Ingat ya, don't say I didn't say I didn't warn you. (ngikik)


Di antara cerita Oliver dan Jarret, novel tentang Minerva ini yang paling keren! Mungkin karena si tokoh utama yang seorang penulis (dan kehidupannya begitu familer sekali). Saya suka kepribadian Minerva, kontras sekali dengan kebanyakan gadis-gadis bangsawan era Regency. Minerva sosok pembangkang yang memiliki jalan ceritanya sendiri. Ia tidak dirisaukan dengan yang namanya pernikahan, ia pemberontak dengan caranya sendiri. Intinya, saya suka dengan style Minerva.

Di novel ini, selain mendapatkan kisah cinta Giles-Minerva yang penuh dengan rayuan dan cerita manis di antara keduanya, juga diceritakan tentang kakak beradik Sharpe lainnya. Dan lagi, cerita tentang misteri pembunuhan kedua orangtuanya sedikit terkuak. Ada kisah tentang Desmond Plumtree, sang paman dari pihak ibu yang disinyalir ada hubungannya dengan kejadian itu. Dan juga, kisah tentang Gabe dan Virginia disinggung sedikit (yang mana versi lengkapnya ada di seri selanjutnya). 

Seru. Menjadi spesial karena di sini Minerva sang tokoh utama adalah perempuan (setelah sebelumnya dua tokoh utamanya laki-laki), juga karena pekerjaan Minerva yang benar-benar pas dengan realita sehari-hari. Ditambah lagi karakternya yang begitu kuat. Plot twist juga disajikan dengan pas dan tidak mudah tertebak.

Baca seri Hellions of Halstead lainnya di sini

A Hellion in Her Bed

Judul : A Hellion in Her Bed - Pertaruhan Hati Sang Lord
Penulis : Sabrina Jeffries 
Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama
Tebal Buku : 448 Halaman
ISBN : 9786020317663
Rating : 3 dari 5





***

"Kau sungai dan aku pohon. Pohon tidak akan bisa mengikuti sungai, dan sungai tidak akan bisa tinggal dengan pohon." ---halaman 323

Blurb:

Kesal dengan ultimatum sang nenek yang memaksanya menikah tahun ini atau akan kehilangan warisan, Lord Jarret Sharpe mencoba peruntungannya—serta mempertaruhkan hatinya—di meja judi, melawan seseorang yang diyakininya akan kalah.

Sisi penjudi dalam diri Jarret tak bisa menolak ketika Annabel Lake mengajukan taruhan. Jika wanita itu memenangkan permainan kartu, Jarret harus membantu keluarga Anna menyelamatkan pabrik bir keluarga Lake. Tetapi, jika Jarret yang menang, Anna harus menghabiskan waktu bersamanya.

Hasil taruhan tersebut mengarah pada serangkaian kejadian yang mengancam rencana Jarret semula. Ketika Jarret mengetahui rahasia di balik taruhan itu, ia memaksa Anna mengulang taruhan mereka—dan kali ini Jarret bersumpah tidak akan membiarkan dirinya dikalahkan wanita. 

***

Lord Jarret dipercaya untuk menangani Brewery milik keluarga. Mungkin karena Hetty Plumtree melihat bahwa Jarret lebih bisa dipercayanya untuk mengelola pabrik anggur itu ketimbang kakaknya, Oliver. Namun, kondisi pabrik tidak sedang baik. Jarret menggunakan kesempatan ini untuk berunding dengan neneknya. Jika ia berhasil memperbaiki kondisi pabrik, maka kesepakatan pernikahan terhadapnya dan adik-adiknya akan ditangguhkan. Sang nenek memang membuat pernyataan untuk tidak mewariskan sedikit pun harta kekayaan kepada cucu-cucunya kalau mereka tidak berhasil menikah dalam jangka waktu satu tahun.

Jarret, dengan kebiasaannya suka mabuk-mabukan dan berjudi, tidak ingin menikah dan tidak percaya dengan yang namanya cinta. Lalu, pertemuannya dengan Annabel membuat segalanya berjalan dengan tidak semestinya.

Annabel adalah seorang wanita muda pemilik perusahaan anggur yang tidak terlalu dikenal. Karena kesulitan ekonomi yang menimpa perusahaannya, ditambah dengan kakaknya yang tidak bisa diandalkan untuk mengurus pabrik karena kebiasaannya yang suka mabuk-mabukan. Ia harus mengambil kendali atas situasi ini. Dan ia mempunyai rencana untuk mendekati pemilik Brewery yang terkenal di Halstead Hall.

Lalu, Anna dan Jarret bertemu di meja judi. Mereka membuat pertaruhan, jika Anna memenangkan perjudian, Jarret harus memenuhi permintaannya, begitu pula sebaliknya. Dari pertemuan inilah, kisah mereka terjalin. Ada banyak rahasia yang belum terkuak, tentang masa lalu Anna yang suram, tentang kondisi pabriknya yang sebenarnya. Juga, tentang bagaimana Jarret menggunakan Anna untuk mengelabui neneknya, yang berhubungan dengan ultimatum pernikahan itu.

***

Ini buku harlequin dan historical romance pertama yang saya baca *yeay* dan untungnya, berhasil memikat saya dan membuat saya cukup menyukai genre ini. Ceritanya bagus, menantang, manis-manis sedap begitu. Tentang Jarret dan Annabel, dua sosok yang mempunyai karakter kuat dan cukup memukau. Anna, bisa dibilang tidak seperti gadis Renaissance pada umumnya. Ia berani, nekat, dan akan melakukan apa saja untuk sesuatu yang diyakininya.

Plot cerita ini cukup bagus, menantang, dan tidak membosankan. Kisah romantismenya dapat, dan juga, dari empat ratusan halaman, membuat saya ingin terus membacanya sampai habis. Apalagi, ada plot utama yang dibangun dalam seri Halstead Hall ini. Tentang Sharpe bersaudara dan perjuangan mereka menemukan cinta. Juga, tentang masa lalu yang melingkupi kebenaran seputar kematian orangtuanya. Di sini sepertinya lebih menantang dari seri sebelumnya yang menceritakan tentang Oliver (baca: The Truth About Lord Stoneville).

Intinya, saya suka. Dan tidak sabar untuk membaca kelanjutan cerita adik-adik Sharpe lainnya.

Baca seri Hellions of Halstead lainnya di sini

***

"Begitulah kata si sungai. Bukan saja pohon tidak bisa mengikuti sungai, tapi jika dia berendam di dalamnya, pohon akan membusuk mati." ---halaman 323

The Truth About Lord Stoneville

Judul : The Truth About Lord Stoneville - Di Balik Topeng Lord Stoneville 
Penulis : Sabrina Jeffries 
Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama
Tebal Buku : 456 Halaman
ISBN : 9786020318325
Rating : 3 dari 5





***


Itu masalahnya: Cinta membutakanmu hanya sampai perasaan itu menjeratmu. Setelah terjerat, kau melihat semua cukup jelas untuk menenggelamkanmu dalam penderitaan. ---halaman 285


***


Blurb:

Hidup kelima kakak-beradik Sharpes selalu diikuti skandal. Sang nenek sudah tidak tahan lagi sehingga dia memberi ultimatum kepada mereka: menikah pada akhir tahun ini, atau tidak mendapat warisan sepeser pun.

Dua puluh tahun setelah kecelakan tragis yang merenggut nyawa orangtuanya, Oliver Sharpe menjalani hidup sebagai Marquess of Stoneville yang gemar minum dan berkencan dengan banyak perempuan, menjadikan dirinya sasaran empuk di kolom gosip. Namun, ultimatum sang nenek memaksanya untuk menghentikan kebiasaan-kebiasaan tersebut dan menikah.

Dengan kelicikan khas seorang Sharpe, Oliver membawa pulang tunangan palsu yang dia temui tanpa sengaja.

Maria Butterfi eld datang ke London untuk mencari tunangannya yang mendadak hilang tanpa kabar. Dengan janji untuk membantu Maria mencari tunangannya, Oliver membujuk Maria terlibat dalam rencana liciknya membohongi sang nenek.

Tetapi, tampaknya, tak hanya keluarga Sharpe dan sang nenek yang terpikat pesona Maria. Oliver pun mulai ingin memiliki Maria—tak ingin lagi berpura-pura.

***

Hetty Plumtree adalah seorang nenek dengan lima cucu yang unik dan tidak dapat diatur: penuh skandal. Hal ini dikarenakan orangtua mereka meninggal dunia dalam sebuah tragedi yang menjadi skandal besar dua puluh tahun yang lalu. Mereka meninggal secara misterius, ada yang mengatakan kalau salah satunya membunuh yang lain lalu berakhir bunuh diri. Ada yang mengatakan bahwa anak tertua mereka, Oliver-lah yang membunuhnya. Tidak ada yang tahu kejadian persisnya bagaimana. Penyidikan dihentikan untuk menghindari pembicaraan yang semakin berkembang di kalangan masyarakat.

Karena tidak tahan dengan perlakuan cucunya yang hidup semau mereka sendiri, Nyonya Plumtree membuat pernyataan, kalau cucu-cucunya tidak akan mewarisi harta sedikit pun jika mereka tidak menikah dalam jangka waktu setahun. Mereka semua kebakaran jenggot. Oliver, sosok tertua, melakukan negoisasi agar syarat itu hanya ditumpukan kepadanya saja. Meskipun ia sendiri tidak tahu dan tidak memiliki kandidat yang pas untuk dijadikan seorang istri. Gaya hidupnya yang terlalu bebas dan pengaruh trauma akan kehidupan gagal rumah tanga orangtuanya membuatnya skeptis terhadap cinta dan pernikahan.

Tapi, sebuah kejadian di rumah bordil membuatnya bertemu dengan sosok Maria. Wanita itu tidak terlihat seperti sosok perempuan murahan, namun ia berada di tempat yang salah. Hasil penyelamatan Oliver terhadapnya, membuat keduanya melakukan sebuah perjanjian rahasia; Oliver memintanya berpura-pura untuk menjadi tunangannya. Sebenarnya, Oliver menginginkan agar neneknya murka dan malu sehingga membatalkan ide konyol seputar memaksa cucu-cucunya untuk menikah, karena calon istri yang dipilih oleh Oliver ditemukannya di rumah bordil.

Sementara Maria sendiri, ia adalah seorang anak saudagar kaya yang jauh-jauh berlayar dari Amerika untuk mencari tunangannya yang menghilang. Karena sebuah petunjuklah yang membuat dirinya menyelidiki tunangannya itu sampai ke rumah bordil. Dan di sana ia bertemu dengan Lord Stoneville sulung bernama Oliver, yang menjeratnya dengan kesepakatan seputar pertunangan rekayasa dengan janji akan membantunya mencari tunangannya yang sebenarnya.

Seiring dengan berjalannya waktu, keduanya menemukan bibit-bibit perasaan yang sulit untuk dijelaskan. Bagaimana nasib hubungan mereka?

***

Well, novelnya seru. Meskipun, sebenarnya yang pertama saya baca adalah seri kedua buku ini yang berjudul Hellin in My Bed, namun ternyata tidak membuat saya kehilangan banyak bagian yang berarti. Saya masih bisa menikmati buku ini. Bisa dibilang, seri Halstead Hall merupakan perkenalan saya dengan genre Historical Romance maupun Harlequin.

Ada beberapa hal yang membuat saya bersemangat membaca ini. Pertama, setting Regency era memiliki tempat tersendiri bagi saya. Saya selalu bersemangat untuk mengetahui bagaimana dan apa yang terjadi pada masa itu. Baik seputar kehidupan mereka, baju yang dikenakan, keseharian, transportasi, dan lain-lain. Ada alasan tersendiri mengapa itu menjadi penting bagi saya (kapan-kapan saya ceritain deh). Membaca novel hisrom, adalah salah satu pemuas dahaga selain membaca novel-novel klasik keluaran masa itu.

Lalu, novel ini plotnya seru. Tentang Oliver yang memiliki cerita masa lalu yang kelam, dan Maria, wanita Amerika yang terkenal sedikit lebih "bebas" ketimbang gadis-gadis Inggris kebanyakan. Cerita mereka cukup berwarna. Ada benang merah yang menghubungkan antara seri satu dengan seri lainnya. Seperti misalnya, Maria yang ternyata menyukai novel-novel gotik yang penulisnya ternyata Minerva, adik Oliver. Dan, ia menemukan benang merah yang mirip tentang tokoh Rockton yang disinyalir mirip sekali dengan Oliver.

Terakhir, anak di bawah umur jangan baca ini dulu ya, atau harlequin-harlequin lainnya :p

Baca seri Hellions of Halstead lainnya di sini

Pengumuman Giveaway Kali Kedua




Halo selamat malam. Setelah mengadakan blogtour dan giveaway novel Kali Kedua selama tiga hari dari tanggal 18 sampai 20 Oktober 2016, akhirnya malam ini saya umumkan juga siapa pemenangnya.

Penasaran siapa orangnya? Eits, jangan scroll ke bawah dulu :)

Saya mengucapkan terima kasih kepada Kak Ainun Nufus yang sudah membuat novel ini, dari penerbit Romancious yang sudah mengajak kerja sama untuk blogtour kali ini, dan juga teman-teman blogger lainnya yang sudah menemani saya dalam rangkaian blogtournya. Saya juga berterima kasih sekaliiii pada teman-teman semua yang sudah ikutan dalam blogtour di blog saya. Jawaban yang kalian berikan berhasil membuat saya (dan Kak Nufus juga) ngikik karena seru, ramai, dan keren-keren. Andai bisa memenangkan kalian semua ya..., tapi tidak boleh berandai-andai, karena pemenangnya sudah diputuskan dan ditetapkan.





Jadi, pemenangnya adalah *drum roll*

Selamat kepada: 




Ditunggu konfirmasinya via dm di twitter @niesya_bilqis, sertakan nama, alamat, dan no telepon untuk pengiriman bukunya.

Anyway, selamat kepada pemenang. Buat yang belum terpilih, masih ada kesempatan lainnya. Nantikan giveaway lainnya yang diadakan di blog saya. Untuk kalian yang belum beruntung di sini, bisa mengikuti lagi di blog Kak Asri. Atau, kalian juga bisa mendapatkan novel ini di toko buku terdekat. Sudah beredar lho....

Terima kasih, selamat malam, dan wassalamualaikum.

[Blogtour+Giveaway] Kali Kedua

Judul : Kali Kedua
Penulis : Ainun Nufus 
Penerbit : Romancious
Tebal Buku : 280 Halaman
ISBN : 9786026922458
Rating : 4 dari 5

*Ikuti giveaway di akhir rewiew ini*




Blurb:

Playboy dan menyebalkan. Itulah pendapat Vegya tentang Erhol. Berbeda dengan Arach yang manis dan penuh perhatian.


Akankah pendapat Vegya berubah setelah melewati hari-harinya bersama Erhol?

Erhol si gunung es yang memiliki pesona kuat untuk meluluhkan hati siapa saja dengan caranya sendiri.


"Not everyone gets a second chance. If you do get one, take advantage of it because it’s a gift, and it may be something better than you had before!"


***

Vegya dan Arach bertemu kembali setelah terpisah karena kesalahan Vegya di masa lalu. Wanita itu mendapatkan kesempatan keduanya. Arach seorang pria yang nyaris tak bercela di mata Vegya. Bahkan Arach mau melanjutkan hubungan baru Vegya dengan dirinya ke arah yang lebih serius. Tak peduli jarak yang akan menjadi kendala dalam hubungan awal mereka. 

Lalu ada Erhol, kembaran Arach. Sosok mereka nyaris sama, perbedaan mencolok keduanya adalah warna iris mata yang berbeda; cokelat untuk Arach, dan biru milik Erhol. Selain itu, sifat keduanya. Jika Arach sosok yang sabar menghadapi segala macam sifat Vegya yang kekanak-kanakan, di mata Vegya Erhol adalah seorang playboy yang senang bermain perempuan.

Kehidupan pernikahan Vegya dan Arach ternyata tidak berlangsung seperti yang ia harapkan. Ujian demi ujian datang silih berganti, meruntuhkan kisah pernikahan impian Vegya. Di saat ia berada di situasi terbawah dalam kehidupannya, akan ada orang-orang yang setia dan selalu berada di sampingnya. Selalu hadir dan memberikan apa yang dibutuhkannya. Bahkan jika itu yang dinamakan dengan kesempatan kedua.

"Dengar baik-baik, aku tak mau mengulanginya. Ada dua hal dalam hidupku yang tak bisa kembali, waktu yang sudah berlalu dan kesempatan yang sudah lewat. Dan sayangnya lagi, aku bukan penganut pemberi kesempatan kedua." ---halaman 196

Vegya dan Arach, atau Vegya dan Erhol? Manakah yang akan menjadi takdir manis dalam kehidupan mereka?

Arach, aku merindukanmu. Perasaanku telah berubah. Aku harus bagaimana? Sakit. Merindu untuk hal yang tak mungkin. Merindumu, dan merindu dicintai setulus hati. ---halaman 212

Erhol tahu kesempatan memang tak selalu datang dua kali karena dia juga pemegang prinsip itu. Tapi memaksakan keinginannya juga tidak mungkin. ---halaman 210

***

Sometimes I judge a book by it's cover. Dan satu kata yang bisa saya berikan pada buku ini adalah..., manis. Sebagai penyuka merah muda dan bunga-bunga, pandangan mata saya sudah dimanjakan oleh buku ini. Lalu, saya mulai membuka-buka novelnya. Kata "manis" yang saya sematkan tadi tidak mau hilang. Waaah, ini novel tipe-tipe yang bisa membuat pembacanya (termasuk saya) meleleh. Plotnya bisa dibilang tidak terlalu sederhana, namun disajikan dengan pas. Apik. Drama percintaannya tidak terlalu berlebihan, namun sesuai dengan porsi untuk pembaca. Kontennya seputar kehidupan awal pernikahan juga pas dengan umur saya (meskipun saya masih jomblo sih, ehehe).

Lalu, tentang tokoh-tokohnya. Saya kurang suka dengan tipikal Vegya yang kekanakan. Tapi, tidak menyukai Vegya sama saja dengan tidak menyukai diri sendiri karena karakter Vegya ini real sekali. Saya menemukan irisan dengan diri sendiri saat membacanya. Meskipun memang tidak berlebihan seperti Vegya. Tapi, ini membuktikan kalau si tokoh utama memiliki karakter yang membumi. Baik itu latar belakang keluarganya, kehidupan seputar pekerjaan, apalagi kisah percintaannya.

Si kembar Arach-Erhol, menurut saya saling melengkapi. Meskipun kembar secara fisik, keduanya memiliki kepribadian yang berbeda. Saya bilang saling melengkapi karena memang sosok mereka bertolak belakang namun sebenarnya sama. Erhol menyimpan pesonanya dan kebaikan hatinya yang bisa membuat siapa saja meleleh dan beruntung mendapatkannya, andai saja sosok ini ada di dunia nyata.

Di setiap awal bab, ada kutipan-kutipan baper yang nendang. Pas dengan isi babnya, tapi tidak ada unsur spoiler-nya.

Namun, ada beberapa hal yang menjadi catatan dari saya untuk novel ini. Yang pertama, typo-nyaaa.... Sepertiga bagian menuju akhir, ada beberapa typo yang cukup mengganggu bagi saja. Tapi, untung saja novel ini tipe bacaan yang membuat pembaca tidak akan rela menutup bukunya hingga titik terakhir. Saya bahkan tidak rela untuk berhenti menandai di mana saja letak typo-nya. Lanjuuuut teruuuus.... Dalam beberapa jam saja bisa selesai karena gaya bahasa yang mengalir dan alur yang membuat penasaran. Catatan yang kedua, di cover belakang ada tertulis label "novel remaja" di buku ini. Menurut saya, sekadar saran, sebaiknya spesifikasi "remaja" tidak perlu dituliskan karena konten novel ini untuk dewasa awal, karena membahas pernikahan dan sebagainya. Kan jauh dari romansa cinta masa SMA ala remaja gitu, hehehe (meskipun saya tidak keberatan kalau masih dianggap awet muda seperti remaja, hihihi).

Overall, saya sukaaaaa sekali dengan manisnya buku ini. Penulis berhasil membuat saya jatuh cinta dengan salah satu karakternya.


***

It's giveaway time!



Akhirnya sudah sampai juga di pemberhentian keenam dari blogtour novel Kali Kedua karya Ainun Nufus ini ya. Saya akan memberikan satu buah novel Kali Kedua untuk kamu yang beruntung mengikuti giveaway kali ini. Caranya mudah sekali, simak ketentuan di bawah ini ya:
  1. Giveaway ini hanya untuk kalian yang berdomisili atau memiliki alamat pos di Indonesia.
  2. Follow blog saya melalui akun Google Friend Connect yang ada di sidebar blog ini.
  3. Follow akun twitter @Romancious_, @nufus_, dan @niesya_bilqis, kemudian share giveaway ini di akun twitter kalian. Jangan lupa mention ketiga akun tersebut dengan tambahan hashtag #GAKaliKedua ya. Jangan lupa kasih link menuju giveaway ini.
  4. Berikan komentar di bawah postingan ini dengan menuliskan nama, alamat twitter, domisili, serta berikan pula satu pesan untuk penulis novel ini. Boleh kesan, pesan, kritik, saran, atau sekadar menyapa. Hanya satu kalimat saja ya.
  5. Giveaway ini akan berlangsung selama tiga hari saja dari tanggal 18 hingga 20 Oktober 2016. Pengumuman pemenang akan dilaksanakan satu hari setelahnya yaitu 21 Oktober 2016.
  6. Bagi yang sudah mengikuti kuis di blog sebelumnya dan belum berhasil, boleh mengikuti kembali di sini.
Semoga kalian beruntung!! ;)



Dunia Maya

Judul : Dunia Maya (Misteri Dunia dan Cinta)
Penulis : Jostein Gaarder 
Penerbit : PT Mizan Pustaka
Tebal Buku : 420 Halaman
ISBN : 9789794339220
Rating : 5 dari 5






"Adakah langkah yang bisa kita ambil berdua untuk berdamai dengan singkatnya kehidupan?" ---halaman 24

***

Blurb:

Diperlukan waktu bermiliar-miliar tahun untuk menciptakan seorang manusia. Dan diperlukan hanya beberapa detik untuk mati.

Di Pulau Taveuni, Fiji, sejumlah orang tanpa sengaja berkumpul. Setiap dari mereka diam-diam menyimpan luka di hati. John Spooke, seorang penulis Inggris, masih berduka akan kematian istrinya. Frank Andersen, seorang ahli biologi evolusioner dari Norwegia, kehilangan seorang anak dalam sebuah kecelakaan tragis dan berpisah dari istrinya.

Di antara mereka, tidak ada yang lebih menarik perhatian daripada Ana dan José, pasangan penuh teka-teki dari Spanyol. Mengapa mereka kerap saling melontarkan kalimat-kalimat ganjil tentang alam semesta dan Joker? Mengapa Ana begitu mirip dengan model lukisan Maja karya Goya yang terkenal? Dan siapakah Joker itu? Apa hubungannya dengan Maya, “ilusi-dunia”?


Novel Jostein Gaarder ini menyoroti gagasan-gagasan yang besar: penciptaan alam semesta, evolusi kehidupan di atas bumi, munculnya manusia, dan tujuan dari keberadaan manusia.

***

Novel ini adalah sebuah surat yang teramat panjang yang dibuat oleh Frank Andersen, untuk mantan istrinya yang bernama Vera. Dalam isi suratnya, Frank menceritakan tentang perjalanannya di pulau Taveuni setelah melakukan sebuah penelitian yang berhubungan dengan akademiknya--Frank adalah seorang ahli dalam bidang biologi evolusioner.

Dalam perjalanan di pulau tersebut, Frank bertemu dengan beberapa orang yang unik. Pertama, John yang seorang novelis asal Inggris yang sedang mencari bahan untuk novelnya selanjutnya. Lalu ada seorang gadis menarik bernama Laura, yang mempunyai ambisi untuk menyelamatkan bumi dengan caranya yang unik. Ia seorang heterochromia, yang mempunyai warna mata berbeda di antara kedua matanya. Seorang milyuner kaya, pengusaha minyak, yang juga ternyata menyimpan cerita tersendiri tentang hidupnya. Namun, di antara mereka semua, yang paling menarik perhatian Frank adalah sepasang suami istri bernama Ana dan Jose.


Yang pertama, adalah karena Frank merasa familiar dengan wajah Ana. Kedua, karena aktivitas kedua pasangan itu yang membuat Frank merasa penasaran. Ana memenangi semua permainan kartu. Mereka juga sering sekali, dalam kesempatan-kesempatan yang tak terduga, mengucapkan kalimat-kalimat dalam bahasa Spanyol. Kalimat itu seperti sebuah pecahan teka-teki yang berisi tentang banyak hal: misteri, dunia, hal-hal absurd yang bahkan sulit dicerna meski Frank mampu berbahasa Spanyol dengan baik, dan tentang Joker. Contohnya ini:


"Kita melahirkan dan dilahirkan oleh sebuah jiwa yang tak kita kenal. Ketika teka-teki itu berdiri pada kedua kakinya tanpa dapat terpecahkan, itulah giliran kita. Ketika impian mencubit lengannya sendiri tanpa terbangun, itulah kita. Karena kita adalah teka-teki yang tak teterka siapa pun. Kita adalah dongeng yang terperangkap dalam khayalannya sendiri. Kita adalah apa yang terus berjalan tanpa pernah tiba pada pengertian ...." ---halaman 69

Walau Frank bisa mengerti bahasa mereka, tapi ia lebih memilih untuk pura-pura tidak mengerti, agar ia bisa mendengar dan memahami lebih banyak. Setiap ucapan yang baru disampaikan mereka, dicatat oleh Frank agar suatu saat misteri dan teka-teki itu dapat terpecahkan.


Pulau Taveuni adalah tempat yang menarik untuk dikunjungi. Dan ketertarikan itu pula yang menjadi magnet bagi Ana dan Jose yang merupakan pembuat film dokumenter, serta Frank yang seorang penulis. Di pulau inilah garis bujur nol derajat berada. Dua tahun lagi adalah waktu dimulainya periode milenium baru tahun 2000. Semua orang berlomba-lomba untuk menjadi yang pertama, sehingga mereka membidik tempat ini, yang merupakan tempat pertama yang akan mengalami pergantian tahun. 



Selain hasrat mencari "yang terakhir" dan "yang hilang", kita semua memiliki keinginan tidak sehat untuk menjadi "yang pertama". ---halaman 63

Suatu malam, sebelum mereka berpisah ke tempat lain, mereka mengadakan "konferensi" dadakan di meja saat makan malam. Sebenarnya ini lebih kepada sebuah percakapan tentang banyak hal: kehidupan, evolusi, bahkan sampai pembahasan tentang Maya.

Ketika mereka pada akhirnya kembali ke kehidupan masing-masing, kisah tentang hal-hal yang belum terjawab sebelum mereka bertemu di Pulau Taveuni dan apa saja yang terjadi di sana menunggu untuk diselesaikan. Misalnya, tentang John Spooke yang masih belum bisa merelakan kepergian istrinya, Sonja, yang telah meninggal dunia. Lalu, tentang hubungan antara Frank dan Vera yang tidak tahu bagaimana kelanjutannya. Dan juga, tentang eksistensi Ana dan Jose yang menimbulkan berbagai macam spekulasi dan tanda tanya.



***

Aku adalah mata rantai terakhir dalam sebuah rantai pembelahan sel yang tidak terputuskan, mata rantai terakhir dari proses-proses biokimia yang kurang lebih telah diketahui, dan—dalam analisis terakhir—mata rantai terakhir dari biologi molekuler. Aku tersadar bahwa pada dasarnya, aku tidaklah berbeda dari organisme-organisme sederhana bersel satu yang merupakan nenek moyangku yang paling pertama. Singkatnya, aku tidaklah lebih dari sebuah koloni sel—dengan satu perbedaan penting bahwa sel-sel milikku lebih saling menyatu dibandingkan sel-sel yang terdapat dalam kultur bakteri, sel-selku lebih berbeda dan karenanya mampu melakukan pembagian tanggung jawab yang lebih radikal. ---halaman 50


Ini adalah sebuah novel yang cerdas dan brilian. Seperti biasanya, Jostein Gaarder mengusung tema filsafat dalam karya-karyanya. Dalam Dunia Maya, konsep filsafat itu dipadukan dengan pengetahuan seputar dunia biologi terutama dalam bidang biologi evolusioner. Gaarder menyuguhkan perenungan-perenungan ini dalam sebuah cerita berbalut kisah romansa dari beberapa tokohnya. Ada pasangan Frank dan Vera yang berpisah karena sebuah tragedi yang menimpa anak mereka. John yang belum bisa melupakan Sonja istrinya yang telah tiada. Ana dan Jose, pasangan misterius yang menyimpan rahasia-rahasia kehidupan dalam interaksi mereka.

Novel ini disajikan dalam bentuk surat yang panjang, terdiri dari beberapa bagian; yakni satu episode pertemuan Frank dengan para tokoh lainnya di Pulau Taveuni, solilokui John dengan tokek yang membahas tentang banyak hal seputar evolusi, kesadaran manusia, dan tentang kehidupan, cerita-cerita pasca pertemuan di Pulau Taveuni. Dan juga, bagaimana penyelesaian permasalahannya dengan Vera serta bagaimana rahasia tentang Maya terungkap dan tersingkap—yang ternyata berkorelasi dengan Ana dan Joker. Kerinduan tentang sosok Joker yang ada di Misteri Soliter terbayar di sini. Juga dengan kelima puluh dua misteri kartunya.

Boleh saya katakan bahwa buku ini sebenarnya jauh lebih berat kontennya ketimbang Dunia Sophie. Ulasan filsafat dan makna kehidupan dibahas dengan lebih mendalam dan mengena. Banyak tamparan keras bagi manusia yang otaknya lebih banyak lipatan ketimbang makhluk hidup lainnya. Dan itu seharusnya membuahkan kesadaran agar manusia menjadi lebih peka terhadap sesamanya.


Manusia mungkin adalah satu-satunya makhluk hidup di seluruh alam semesta yang memiliki kesadaran akan alam semesta. Maka, melindungi lingkungan hidup di planet ini bukanlah hanya sebuah tanggung jawab global, tetapi merupakan tanggung jawab kosmos. ---halaman 101

Saya senang dengan sosok Laura, dan juga pekerjaannya. Gadis ini bekerja sebagai seorang aktivis lingkungan hidup yang memiliki misi khusus untuk menggugat para pelaku kerusakan lingkungan dengan caranya sendiri. Saya suka dengan pasangan Ana-Jose, di mana plot twist seputar keunikan mereka—dengan mengucapkan kutipan berbahsa Spanyol itu—benar-benar mengagumkan. Saya juga suka Frank, dan bagaimana caranya untuk meyakinkan Vera untuk kembali padanya. 

Di luar itu semua, saya jadi semakin suka dan mengagumi Jostein Gaarder dengan semua kecerdasan dan kemampuannya mengolah konten berat semacam filsafat menjadi sebuah karya sastra yang kaya dengan kedalaman makna, plot twist, serta disajikan dalam bahasa yang lebih sederhana. Meskipun, membaca Dunia Maya ini bisa dikatakan jauh dari kata "sederhana". Memusingkan? Ya. Bahkan saya sempat berhenti lama dari membaca novel ini, sampai pada akhirnya membeli buku cetak dengan kover terbarunya dari Mizan.

Oh ya, terlepas dari rasa terima kasih yang begitu mendalam kepada penerbit yang mau menerbitkan karya-karya Gaarder, saya masih mau "menggugat" keputusan mengganti judul pada novel ini, dengan menambahkan kata "dunia" di depannya. Hmmm, coba bayangkan apa yang terlihtas saat mendengarkan kata "Dunia Maya"? Pasti segala sesuatu yang berhubungan dengan "internet" dan sejenisnya. Padahal, novel ini jauh dari makna tersebut.

Secara terpisah, saya membuat postingan khusus untuk menuliskan kutipan novel Dunia Maya di sini.


Recent Quotes

"Suatu ketika, kehidupanmu lebih berkisar soal warisanmu kepada anak-anakmu, dibanding apa pun." ~ Dawai-Dawai Ajaib Frankie Presto

Setting

Indonesia (40) Amerika (17) Inggris (11) Jepang (5) Perancis (4) Norwegia (3) Spanyol (3) Belanda (2) Irlandia (2) Korea (2) Saudi Arabia (2) Yunani (2) Australia (1) Fiji (1) Italia (1) Mesir (1) Persia (1) Swedia (1) Switzerland (1) Uruguay (1) Yugoslavia (1)

Authors

Jostein Gaarder (7) Paulo Coelho (6) Mitch Albom (4) Sabrina Jeffries (4) Ziggy Zezsyazeoviennazabrizkie (4) Colleen Hoover (3) Ilana Tan (3) John Green (3) Prisca Primasari (3) Annisa Ihsani (2) Cecelia Ahern (2) John Grisham (2) Miranda Malonka (2) Seplia (2) Sibel Eraslan (2) Suarcani (2) Adara Kirana (1) Adityayoga & Zinnia (1) Ainun Nufus (1) Aiu Ahra (1) Akiyoshi Rikako (1) Alice Clayton (1) Alicia Lidwina (1) Anggun Prameswari (1) Anna Anderson (1) Asri Tahir (1) Astrid Zeng (1) Ayu Utami (1) Charles Dickens (1) Christina Tirta (1) David Levithan (1) Deasylawati (1) Dee Lestari (1) Desi Puspitasari (1) Dewi Kharisma Michellia (1) Dy Lunaly (1) Dya Ragil (1) Elvira Natali (1) Emily Bronte (1) Emma Grace (1) Erlin Natawiria (1) Esi Lahur (1) Fakhrisina Amalia (1) Ferdiriva Hamzah (1) Frances Hodgson Burnett (1) Fredrick Backman (1) G.R.R. Marten (1) Gina Gabrielle (1) Haqi Achmad (1) Harper Lee (1) Hendri F Isnaeni (1) Ifa Avianty (1) Ika Natassa (1) Ika Noorharini (1) Ika Vihara (1) Indah Hanaco (1) JK Rowling (1) James Dashner (1) John Steinbeck (1) Jonathan Stroud (1) Kang Abik (1) Katherine Rundell (1) Korrie Layun Rampan (1) Kristi Jo (1) Kyung Sook Shin (1) Lala Bohang (1) Laura Lee Guhrke (1) Lauren Myracle (1) Maggie Tiojakin (1) Marfuah Panji Astuti (1) Mario F Lawi (1) Mark Twain (1) Maureen Johnson (1) Mayang Aeni (1) Najib Mahfudz (1) Nicholas Sparks (1) Novellina (1) Okky Madasari (1) Orizuka (1) Peer Holm Jørgensen (1) Pelangi Tri Saki (1) Primadonna Angela (1) Puthut EA (1) Rachel Cohn (1) Rainbow Rowell (1) Ratih Kumala (1) Rio Haminoto. Gramata (1) Rio Johan (1) Shinta Yanirma (1) Silvarani (1) Sisimaya (1) Sue Monk Kidd (1) Sylvee Astri (1) Tasaro GK (1) Thomas Meehan (1) Tia Widiana (1) Trini (1) Vira Safitri (1) Voltaire (1) Winna Efendi (1) Yuni Tisna (1)